Foto : Amar Zaidan Saat Sedang Berlibur ke Lombok
     Siapa yang tidak kenal dengan salah satu aktor muda berbakat Bima ini, Amar Zaidan. Dalam debut film kolosal Bima berjudul La Hila Donggo. Film yang dilatar belakangi legenda dari Bima tepatnya wilayah Donggo. Kisah tentang perebutan seorang gadis cantik berwatak berparangai anggun bernama La Hila oleh dua kerajan besar di Dana Mbojo, Kerajaan Bima dan Kerajaan Sanggar. Film yang dibiayai dengan skala uji coba oleh Pemerintah Kabupaten Bima. Film ini terbilang sukses, berdurasi 1 jam 24 menit. Diproduski dalam kurun waktu hampir setahun total pasca produksi (offline editing dan post productionnya). Walau film tersebut baru dirilis dan diresmikan pada 7 Des 2019 dan belum dipublikasikan secara luas (sementara pemutaran keliling beberapa kecamatan di Bima dan direncanakan nasional; mecidana) tampak kepiawaiannya "Sang Pangeran" ini beradu acting, tidak diragukan lagi. 
      Amar, begitu sapaan akrabnya dalam memerankan salah satu tokoh sentral dalam film tersebut terbilang memang membutuhkan mental ekstra. Sebab tokoh yang diperankan membutuhkan kharismatik dan penampilan yang jumawa, apalagi dalam beberapa scane dalam Film La Hila Amar harus berperawakan dan bersikap gagah, lantang dan berwibawa. Sementara film ini baru diputar di 2 kecamatan di Kabupaten Bima, Kecamatan Donggo dan Wera. Dalam waktu dekat dari beberapa sumber info yang didapat, pemutaran selanjutnya akan dilaksanakan pada beberapa Kecamatan di Kabupaten Bima, salah satunya Woha, menyusul Soromandi, dan lainnya. Menurut Tim Promosi Film La Hila Dedy Zangkoeng dan Rahman M.I, pemutaran ini terlaksana berkat kerjasama antar Mecidana dan pihak berkompeten pada setiap wilayah. Sebab, untuk scedul resmi bersama Pemda hanya dilaksanakan launcing/ Gala Premier pada wilayah dimana sumber cerita La Hila ini berasal. Karena scedul resmi sudah selesai, namun untuk memenuhi rasa kecintaan masyarakat terhadap tanah kelahirannya dan ikut kepedulian mereka terhadap daerah dan dengan rasa bangga, masyarakat pun sangat berkeinginan sekali untuk ikut menyaksikannya. Oleh karenanya Tim Mecidana melakukan bina komunikasi dan kordinasi lintas kecamatanm dengan pemangku kebijakan setempat maupun melaui link dan simpatisan yang tersebar di Bima Kab/ Kota. Rencananya, setelah selesai pemutaran Kabupaten Bima atau bahkan dalam pertengahan scedul, akan dilaksanakan pemutaran di Kota Bima dengan difasilitasi oleh STIE Bima. Rektor STIE Bima, Firdaus, ST, MM sangat mengapreseasi atas adanya produksi film La Hila.  .


   Anak muda, kelahiran Salama Bima ini tepatnya 8 September 1998 silam ini, masih berstatus mahasiswa dalam jenjang semester III. Dalam menyelesaian proses syuting, Amar harus siap dengan resiko membagi waktu dengan sebaik-baiknya. Amar dalam salah satu vidio pernah mengungkapkan pengalamannya selama proses Syuting film La Hila, "Gimana yah??, emang capek dan meletihkan si?!, apalagi kadang harus bermalam di lokas syuting demi kejar dedline waktu," lanjutnya," Pernah sekali waktu karena harus kejar waktu dari pagi sampai sore dengan scane berkuda, bahkan lanjut malam untuk set malam ditambah suasana hujan dengan curah sedang, saya nda sempat makan sampai sempat kayak mau limbung, tapi karena tetap semangat dan kedisiplinan sang Sutrada mas Ary (Ipan) saya bisa menuntaskannya dengan baik. Rasa letih itu hilang karena rasa bangga, karena ikut main film ini, apalagi mendapat kesempatan dengan peran yang tentu semua orang menginginkannya.", terselip senyum Amar mengingat perisitiwa tersebut, " Yah.. apalagi kan ini menjadi sejarah buat saya pribadi dan daerah tentunya. Film minikolosal pertama yang mengangkat keharuman daerah, ini kebanggan tersendiri buat saya. Saya sangat mensyukurinya dan saya takan mundur untuk ujian -ujian kecil tersebut. Yah saya bahagia. Terimakasih mas Ary atas semuanya lebih-lebih kesempatannya dan semua nilai- nilai didikannya. Terimakasih masyarakat Donggo dan Bima pada umumnya. Terimakasih terbesar tentunya kepada Allah SWT", pungkasnya. Tampak senyumnya semakin melebar.

    Dari informasi yang berhasil dihimpun, Amar untuk menikmati momen pergantian tahun memilih untuk hijrah sementara waktu selama 1 (satu) tahun (2019-2010) ke Pulau Lombok. Siapa yang tidak kenal Lombok. Satu wilayah yang masih merupakan bagian dari Provinsi NTB. Satu wilayah dimana Amar besar dan dilahirkan yakni di Bima. Selama berada disana Amar mengunjungi beberapa tempat disana, termasuk berburu makanan makanan khas yang berada disana. 



Amar Zaidan

         Amar berada di Lombok selama satu minggu. Ingin menghabiskan seminggu pada awal tahun ini disana. Sebab tentu bila sudah kembali ke Bima pastinya kembali padat dari segala rangkaian aktifitas. Sebab Amar sendiri selain selaku pemuda berstatus Mahasiswa dan tentunya Lajang (Uwhh..), dia juga salah seorang abdi negara di salah satu kedinasan di Kantor Pemerintah Kabupten Bima (lah Amar.. apa kamu ndak takut tinggalin tugas bila begitu.. haha); Amar menjawab. "Bila sudah kembali jiwa raga kuhibahkan buat daerah, ini hanya sedang "mengambil nafas baru", pungkansya penuh semangat; (Baiklah Amar, kamu sudah berbuat super kok buat daerah). Menurut info yang dia dengar Mecidana akan segera sekali lagi membuat film untuk didistribusikan ke Bioskop di Tanah Air," Semoga saya bisa menuntaskan film baru nanti dengan lebih sempurna lagi, dan saya akan selalu berterimakasih atas segala kepercayaan yang diberikan oleh Mecidana nanti", susulnya penuh semangat.
      Saat ditanya dengan siapa dia berangkat dan dengan siapa dia menghabiskan akhir tahun di "Negeri Seribu Masjid" itu,  apa adakah "someone" yang ikut serta atau apa bahkan sendiri ditemani sebatang mild?, dia enggan berkomentar dan berkelit, "Akh mas... kok tanya sampai kesitu?', dia sampai tertawa dan malu. Akh Amar.. kamu mau tidak mau sudah menjadi publik figur sekarang, mesti kudu bersabar kalau ditanya-tanya. (dex7)