ILUSTRASI  : Google

TAMBORA INFO.- Tiba-tiba saja seseorang rekan yang usianya jauh lebih tua di atas saya, mengeluh. Pasalnya, dia telah mengeluarkan 3 juta Rupiah, tetapi situs institusi pendidikannya belum juga bisa dimanfaatkan secara maksimal. Akhirnya, keputusan terakhir, dia kembali membangun situs institusinya yang lebih profesional dengan biaya 10 juta Rupiah. Rekan saya ini ingin membuat sebuah situs yang berfungsi sebagai media pencitraan bagi institusi sekaligus bisa melayani berbagai hal secara online, seperti pendaftaran online, pengumuman jadwal kuliah, serta Learning Management System (LMS). Selain itu, rekan saya ini juga berharap institusinya bisa memiliki situs dengan fasilitas radio streaming dan situs berita. Sejenak saya berpikir, bahwa apa yang rekan saya sampaikan, ternyata sedang saya jalani sekarang bersama Salmanitb.com. Situs resmi YPM Salman ITB ini, tidak sekedar berfungsi sebagai situs pencitraan dan pelayanan masyarakat. Lebih dari itu, situs Salman ITB juga merupakan situs berita yang sebentar lagi akan dilengkapi dengan fasilitas voice streaming dari Salman Radio. Dari curhatan rekan saya ini, membuat saya sadar bahwa membangun dan memelihara sebuah situs tidak semudah membalikan tempe di penggorengan. Butuh pengetahuan jurnalistik sekaligus teknologi informasi. Hal ini juga harus dilengkapi dengan konsistensi mengisi konten dan model bisnis media yang tidak mudah untuk didefinisikan. Mengangkat kasus rekan saya dan mengingat apa yang saya bangun di Salmanitb.com, berikut saya simpulkan cara membangun dan mengembangkan media online. Buat rencana pembangunan media online jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Rencana pembangunan ini meliputi deskripsi teknis media online, deskripsi konten, kebutuhan sumber daya, model bisnis, benchmark, segmentasi, posisi media, dan time line capaian. Sediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan guna membangun situs. Sumber daya ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: SDM Konten. Tugasnya menangani dan membangun konten untuk media online. Konten di sini termasuk tulisan, foto, pooling, dan video. SDM Konten juga bertugas membangun terobosan-terobosan konten yang sesuai dengan kebutuhan pengguna internet. SDM Teknis. Berfungsi memberikan dukungan pada aspek teknis teknologi media yang digunakan.Meskipun hanya memberikan dukungan, tetapi posisinya sangat vital dalam sebuah media online. Selain mengantisipasi serangan online, SDM Teknis juga berperan membangun situs sesuai dengan perkembangan karakter sosial masyarakat pengguna internet. SDM Bisnis. Merupakan garda depan pemasukan bagi media online bersangkutan. SDM Bisnis harus aktif dalam memasarkan dan mempromosikan medianya serta menjaring pundi-pundi dana bagi kelangsungan hidup media online. Membangun situs yang telah direncanakan. Proses pembangunan ini bisa dilakukan melalui 2 cara. Menggunakan pihak luar media melalui tender terbuka. Konsekuensinya pengembangan media online selanjutnya juga harus menggunakan perusahaan yang sama agar hasilnya lebih maksimal. Namun, konsekuensi ini bisa diatasi dengan pembuatan dokumentasi teknis yang lengkap untuk diserahkan kepada SDM Teknis. Mengembangkannya sendiri oleh SDM Teknis. Saat ini telah banyak Content Management System (CMS) yang bisa langsung digunakan dan cukup reliable untuk sebuah media online. Sehingga bisa mengurangi beban SDM Teknis untuk membangun media online. Keuntungannya, karena telah tersedia berbagai dukungan, CMS mudah dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan media online secara cepat dan tepat. Mengisi dan mengembangkan konten secara berkala dan konsisten. Bagaimana pun, bisnis media online bukan hanya berkaitan dengan teknologi, tetapi juga konten. Hal ini ibarat piring dan nasi. Sebuah piring tidak akan berarti bila tidak ada nasi. Begitu pun dengan media online. Sebuah media online akan cepat ditinggalkan bila tidak memiliki konten yang dibutuhkan khalayaknya. Membangun komunitas. Media online saat ini berjaya karena adanya komunitas. Banyak media-media besar membangun komunitas pembaca dan penulisnya melalui berbagai kegiatan, baik online maupun offline. Membangun komunitas melalui online dilakukan dengan cara menarik pembaca untuk berpartisipasi sebanyak-banyaknya dalam mengunggah (upload) konten ke media bersangkutan. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Kompas melalui Kompasiana.com. Sedangkan membangun komunitas melalui offline bisa dilakukan dengan membuat kegiatan di ranah dunia nyata seperti temu pembaca, gathering, kopdar, dan diskusi. Mudah-mudahan apa yang saya paparkan di atas membantu dalam membangun dan mengembangkan media online yang reliable dan mewarnai kancah dunia maya di Indonesia. Semoga.***

" kutip-kutipan"