.Dimana dijelaskan bahwa bangsa ini telah memiliki sebuah peradaban yang
sangat maju. Sedangkan adanya kisah bangsa ini hingga menarik minat
para arkeolog dan penjelajah se-dunia, berasal dari buku karangan Plato
yang berjudul Timeaeus dan Critias.Selain para arkeolog, Atlantis juga menarik perhatian para panganut new age, ufolog
hingga nazi Jerman. Bahkan beberapa orang mengatakan bahwa bangsa
Atlantis adalah sekelompok ras super yang memiliki teknologi tinggi.
Namun, selalu ada perdebatan apakah Atlantis yang dideskripsikan oleh
Plato merupakan sebuah fiksi atau kenyataan.
Saya sama sekali tidak kesulitan untuk menerima teori bahwa Atlantis
adalah sebuah bangsa yang benar-benar ada dalam sejarah. Namun
sepertinya saya mengalami kesulitan untuk menerima teori yang mengatakan
bahwa Atlantis adalah negeri para dewa, Ras super keturunan alien
dengan teknologi super tinggi, atau teori para penganut new age
yang menganggap Atlantis sebagai sebuah benua mistik yang memiliki
peranan signifikan dalam kehidupan umat manusia. Hitler bahkan percaya
bahwa bangsa Arya adalah keturunan langsung dari Atlantis yang membuat
ia memerintahkan pencarian benua ini.
Agar lebih jelas dan terarah, maka saya memutuskan untuk mencari info
yang bersumber langsung dari buku Timaeus dan Critias karangan Plato
yang ditulis pada tahun 347 SM. Ini bermaksud untuk mempertabal
pemahaman saya agar tidak terjebak pada kecenderungan manusia yang
sering membesar-besarkan sesuatu.
Untuk lebih jelasnya agar Anda yang belum pernah membaca buku Timaeus
dan Critias yang di tulis oleh Plato, maka berikut ini diberikan sekilas
tentang isi dari buku itu, yang saya rujuk dari situs; http://xfile-enigma.blogspot.com/2009/12/legenda-atlantis-yang-sesungguhnya.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+EnigmaOfTheWorld+%28enigma+%29&utm_content=Netvibes. Berikut penjelasannya:
Dari hasil membaca isi buku karangan Plato, saya tidak menemukan
satupun deskripsi yang mengindikasikan bahwa ras Atlantis adalah ras
super keturunan alien dengan teknologi super tinggi. Teknologi dan
kemampuan yang dideskripsikan Plato mengenai Atlantis sebenarnya sama
saja dengan teknologi yang dimiliki oleh bangsa purba lainnya seperti
Yunani, Cina dan Mesir. Bahkan, dalam tulisan Plato disebutkan bahwa
Bangsa Atlantis kalah berperang dengan Yunani (Saya percaya kalian belum
pernah mendengar soal ini).
Mungkin yang membuat orang berpikir bahwa mereka keturunan alien
adalah karena Plato menyatakan bahwa bangsa Atlantis berasal dari
keturunan Poseidon, Dewa Samudera Yunani (ini berlaku bagi mereka yang
mempercayai teori bahwa dewa-dewa masa purba adalah alien).
Tapi menariknya, jika kita meneliti kisah-kisah legenda masa purba
dari Cina kuno, Sumeria, Mesir, Yunani dan bahkan Indonesia, kita juga
akan menemukan legenda yang menceritakan bahwa mereka adalah keturunan
langsung para Dewa. Jadi saya menganggap, Legenda Atlantis tidak jauh
berbeda dengan legenda suku bangsa lainnya. (Maaf untuk penggemar
Atlantis)
Tapi ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari dari kisah Atlantis.
Dan bagi yang belum mengetahuinya, di bawah ini saya sertakan deskripsi
singkat mengenai Atlantis. Potongan-potongan kalimat ini saya
terjemahkan dari Timaeus dan Critias versi Inggris terjemahan Benjamin
Jowett.
Timaeus dan Critias adalah sebuah buku yang ditulis dalam rupa dialog
yang terjadi antara Timaeus, Critias, Hermocrates dan Socrates. Dalam
buku itu, kisah Atlantis diceritakan oleh Critias yang mendengar kisah
itu dari kakeknya yang juga bernama Critias. Sedangkan Critias (sang
kakek) mendengarnya dari Solon. Dan Solon mendengarnya dari para pendeta
Mesir.
Timaeus hanya sedikit menyinggung soal Atlantis. Sedangkan Critias
lebih banyak mendeskripsikan Atlantis. Namun, Critias sepertinya belum
diselesaikan oleh Plato sehingga kita hanya mendapat sepenggal kisah
Atlantis. Tapi paling tidak cukup untuk mengambil pelajaran dari bangsa
yang luar biasa ini.
Lokasi Atlantis
“Kekuatan ini datang dari samudera Atlantik. Pada waktu itu,
samudera Atlantik dapat dilayari dan ada sebuah pulau yang terletak di
hadapan selat yang engkau sebut pilar-pilar Herkules. Pulau itu lebih
luas dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia dan pilar-pilar ini
juga merupakan pintu masuk ke pulau-pulau lain di sekitarnya, dan dari
pulau-pulau itu engkau dapat sampai ke seluruh benua yang menjadi
pembatas laut Atlantik. Laut yang ada di dalam pilar-pilar Herkules
hanyalah seperti sebuah pelabuhan yang memiliki pintu masuk sempit.
Namun laut yang di luarnya adalah laut yang sesungguhnya, dan benua yang
mengelilinginya dapat disebut benua tanpa batas. Di wilayah Atlantis
ini, ada sebuah kerajaan besar yang memerintah keseluruhan pulau dan
pulau lain disekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya” (Timaeus)
Asal mula bangsa Atlantis
“Sebelumnya aku telah berbicara mengenai pembagian wilayah yang
diadakan bagi para dewa dan bagaimana mereka tersebar ke seluruh dunia
dalam proporsi yang berbeda-beda. Dan Poseidon, menerima bagiannya,
yaitu pulau Atlantis.” (Critias)
“Di tengah-tengah pulau itu ada sebuah dataran yang dianggap
terbaik dan memiliki tanah yang subur. Di situ ada sebuah gunung yang
tidak terlalu tinggi di masing sisi-sisinya. Di gunung itu tinggal
seorang pria fana bernama Evenor yang memiliki seorang istri bernama
Leucippe. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Cleito. Ketika
Cleito telah dewasa, ayah dan ibunya meninggal dunia. Poseidon jatuh
cinta dan bersetubuh dengannya.” (Critias)
Karakteristik Tanah Atlantis
“Poseidon lalu memecahkan tanah di sekitar bukit tempat tinggal
Cleito sehingga bukit itu terpisah dari dataran lain. Bukit itu sekarang
dikelilingi oleh laut yang berbentuk lingkaran. Poseidon membuat dua
bagian daratan seperti ini sehingga jumlahnya menjadi dua daratan yang
dikelilingi tiga wilayah perairan.” (Critias)
“Masing-masing daratan memiliki sirkumferen yang berjarak sama
dari tengah pulau tersebut. Jadi tidak ada satu orang dan satu kapalpun
yang dapat mencapai pulau itu. Poseidon lalu membuat dua mata air di
tengah-tengah pulau, satu air hangat dan satu lagi air dingin. ia juga
membuat berbagai macam makanan muncul dari tanah yang subur.” (Critias)
Nenek Moyang bangsa Atlantis
“Poseidon dan Cleito memiliki lima pasang anak kembar laki-laki. Ia
lalu membagi pulau Atlantis menjadi sepuluh bagian. Ia memberikan kepada
anak tertua dari pasangan kembar pertama tempat kediaman ibu mereka dan
wilayah yang mengelilinginya yang merupakan tanah terluas dan terbaik.
Ia juga menjadikannya raja atas saudara-saudaranya. Poseidon memberi
nama anak itu Atlas. Dan karenanya seluruh pulau dan samudera itu
disebut Atlantik.” (Critias)
Kemakmuran Bangsa Atlantis
“Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik di dunia dan karenanya mampu menampung pasukan dalam jumlah besar.” (Critias)
“Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat.” (Critias)
“Orichalcum bisa digali di banyak wilayah di pulau itu. Pada masa
itu Orichalcum lebih berharga dibanding benda berharga apapun, kecuali
emas. Di pulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang
kayu dan cukup banyak persediaan untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan
liar, yang hidup di sungai ataupun darat, yang hidup di gunung ataupun
dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat banyak gajah” (Critias)
Struktur Masyarakat Atlantis
“Pada masa itu, wilayah Atlantis didiami oleh berbagai kelas
masyarakat. Ada tukang batu, tukang kayu, ada suami-suami dan para
prajurit. Bagi para prajurit, mereka mendapat wilayah sendiri dan semua
keperluan untuk kehidupan dan pendidikan disediakan dengan berlimpah.
Mereka tidak pernah menganggap bahwa kepunyaan mereka adalah milik
mereka sendiri. Mereka menganggapnya sebagai kepunyaan bersama. Mereka
juga tidak pernah menuntut makanan lebih banyak dari yang dibutuhkan.” (Critias)
“Para prajurit ini tinggal di sekitar kuil Athena dan Hephaestus
di puncak bukit. Di tempat itu mereka kemudian membuat pagar untuk
melindungi tempat itu. Di sebelah utara, mereka membangun ruangan untuk
makan di musim dingin dan membuat bangunan-bangunan yang dapat digunakan
untuk kebutuhan bersama.” (Critias)
“Mereka tidak memuja emas dan perak karena bagi mereka, semua itu
tidak ada gunanya. mereka juga membangun rumah sederhana dimana
anak-anak mereka dapat bertumbuh.” (Critias)
‘Inilah cara mereka hidup, mereka menjadi penjaga kaum mereka
sendiri dan menjadi pemimpin bagi seluruh kaum Helenis yang dengan
sukarela menjadi pengikut mereka. Lalu mereka juga menjaga jumlah
perempuan dan laki-laki dalam jumlah yang sama untuk berjaga-jaga bila
terjadi perang. Dengan cara inilah mereka mengelola wilayah mereka dan
seluruh wilayah Hellas dengan adil. Atlantis menjadi sangat termashyur
di seluruh Eropa dan Asia karena ketampanan dan kebaikan hati para
penduduknya.” (Critias)
Teknologi Atlantis
“Mereka membangun kuil, istana dan pelabuhan-pelabuhan. Mereka juga
mengatur seluruh wilayah dengan susunan sebagai berikut : pertama mereka
membangun jembatan untuk menghubungkan wilayah air dengan daratan yang
mengelilingi kota kuno. Lalu membuat jalan dari dan ke arah istana.
Mereka membangun istana di tempat kediaman dewa-dewa dan nenek moyang
mereka yang terus dipelihara oleh generasi berikutnya. Setiap raja
menurunkan kemampuannya yang luar biasa kepada raja berikutnya hingga
mereka mampu membangun bangunan yang luar biasa besar dan indah.” (Critias)
“Dan mereka membangun sebuah kanal selebar 300 kaki dengan
kedalaman 100 kaki dan panjang 50 stadia (9 km). Mereka juga membuat
jalan masuk yang cukup besar untuk dilewati bahkan oleh kapal terbesar
dan Lewat kanal ini mereka dapat berlayar menuju zona terluar.” (Critias)
Kehancuran Pulau Atlantis
“9.000 tahun adalah jumlah tahun yang telah berlangsung sejak perang
yang terjadi antara mereka yang berdiam di luar pilar-pilar Herkules
dengan mereka yang berdiam di dalamnya. Perang inilah yang akan aku
deskripsikan.” (Critias)
“Pasukan yang satu dipimpin oleh kota-kota Athena. Di pihak lain,
pasukannya dipimpin langsung oleh raja-raja dari Atlantis, yaitu
seperti yang telah aku jelaskan, sebuah pulau yang lebih besar dibanding
gabungan Libya dan Asia, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah gempa
bumi dan menjadi tumpukan lumpur yang menjadi penghalang bagi para
penjelajah yang berlayar ke bagian samudera yang lain.” (Critias)
“Banyak air bah yang telah terjadi selama 9.000 tahun, yaitu
jumlah tahun yang telah terjadi ketika aku berbicara. Dan selama waktu
itu juga telah terjadi banyak perubahan. Tidak pernah terjadi dalam
sejarah begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari pegunungan di satu
wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah Atlantis dan
menutupinya dari pandangan mata.” (Critias)
“Karena hanya dalam semalam, hujan yang luar biasa lebat menyapu
bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu muncul air
bah yang menggenang seluruh wilayah.” (Critias)
“Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir yang dashyat.
Dan dalam satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam
perut bumi dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena
alasan inilah, bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan
dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran
pulau tesebut.” (Timaeus)
Penutup – Pelajaran dari Atlantis
“Selama banyak generasi, karakter yang mulia hidup di dalam diri
mereka, mereka patuh kepada hukum dan memiliki ketertarikan yang kuat
kepada dewa. Mereka memiliki jalan hidup yang baik, menggabungkan
kelemahlembutan dengan kebijaksanaan di dalam berbagai aspek kehidupan
dan dalam hubungannya dengan sesam.” (Critias)
“Mereka tidak mau mengangkat senjata melawan sesamanya, dan
mereka akan segera bergegas menolong rajanya ketika ada usaha untuk
menggulingkannya. Mereka menolak segala kejahatan dan hanya melakukan
kebaikan. Mereka hanya menaruh sedikit perhatian untuk kehidupan mereka
sendiri. Mereka menganggap remeh harta benda emas dan perak yang
sepertinya hanya menjadi beban bagi mereka.” (Critias)
“Bahkan ketika mereka berkelimpahan di dalam kemewahan, mata hati
mereka tidak dibutakan olehnya. Mereka sadar bahwa kekayaan mereka akan
bertambah oleh perbuatan baik dan persahabatan antara satu dengan yang
lain yang juga disertai dengan penghormatan antara sesama.
Karakter-karakter semacam itu terus bertumbuh di antara mereka.” (Critias)
“Namun, karakter-karakter mulia tersebut mulai memudar dan
menjadi terlalu sering dikompromikan. Mereka bercampur dengan
sifat-sifat duniawi, dan sifat itu kemudian menjadi pengendali. Karena
itu mereka tidak mampu lagi menanggung kekayaan yang mereka miliki.
Mereka mulai berperilaku tidak sepantasnya dan mata mereka menjadi rabun
karena mereka telah kehilangan harta mereka yang paling berharga.” (Critias)
“Zeus, raja para dewa yang memerintah berdasarkan hukum dan mampu
melihat perbuatan-perbuatan jahat yang mereka lakukan mulai
mencanangkan hukuman bagi ras yang terhormat itu supaya mereka dapat
disadarkan dan dimurnikan. Lalu ia mulai mengumpulkan para dewa dari
tempat kediaman masing-masing. Setelah mereka semua berkumpul, Zeus
berkata : …………” (Critias)
Dan dengan kalimat itulah Critias berakhir, tidak terselesaikan. Jadi
kita tidak akan pernah tahu apa yang ingin dikatakan oleh Zeus. Tapi
bahkan walaupun buku ini tidak pernah terselesaikan, pengaruhnya
terhadap umat manusia jauh lebih besar dibandingkan dengan ribuan buku
lainnya.
Yogyakarta, 16 Maret 2011
Mashudi Antoro (Oedi`)
0 Comments